A. Proses Perumusan Pancasila
1. Penjajahan Bangsa Eropa di Nusantara
1. Penjajahan Bangsa Eropa di Nusantara
Pada tahun 1512, Portugis datang ke Maluku dipimpin oleh Antonio d'Abreau. Portugis berhasil
menguasai perdagangan rempah-rempah di tanah Maluku.
menguasai perdagangan rempah-rempah di tanah Maluku.
Sesudah Portugis, pada tahun 1596, Belanda datang ke Banten dipimpin oleh Cornelis de Houtman.
Pada tanggal 20 Maret 1602, belanda mendirikan kongsi dagang, Vereenigde Oost-Indische Compagnie
(VOC). Melalui VOC harta kekayaan Nusantara dikeruk. Dengan kekuatan yang ada, Belanda merampas
wilayah-wilayah, mengenakan pajak, dan memberlakukan kerja rodi kepada rakyat indonesia.
Pada tanggal 20 Maret 1602, belanda mendirikan kongsi dagang, Vereenigde Oost-Indische Compagnie
(VOC). Melalui VOC harta kekayaan Nusantara dikeruk. Dengan kekuatan yang ada, Belanda merampas
wilayah-wilayah, mengenakan pajak, dan memberlakukan kerja rodi kepada rakyat indonesia.
2. Perlawanan Rakyat terhadap Penjajah
a. Perlawanan Rakyat
Sikap penjajah yang kejam hingga menimbulkan penderitaan rakyat membuat munculnya perlawanan
di berbagai daerah. Sultan Ageng Tirtayasa (Banten), Pangeran Diponegoro (Yogyakarta), Teuku
Umar (Aceh), Tuanku Imam Bonjol (Minangkabau), I Gusti ketut Jelantik (Bali), dan Pattimura
(Maluku) memimpin rakyat di daerahnya untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah. Namun
perlawanan-perlawanan itu mengalami kegagalan.
di berbagai daerah. Sultan Ageng Tirtayasa (Banten), Pangeran Diponegoro (Yogyakarta), Teuku
Umar (Aceh), Tuanku Imam Bonjol (Minangkabau), I Gusti ketut Jelantik (Bali), dan Pattimura
(Maluku) memimpin rakyat di daerahnya untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah. Namun
perlawanan-perlawanan itu mengalami kegagalan.
Belanda secara licik menjadikan strategi politik adu domba (devide et impera) untuk memecah belah
antarbangsa Indonesia sendiri. Belanda mengangkat satu pihak dan kemudian menjatuhkan pihak lain
yang dinilainya sebagai musuh. Akibatnya, perlawanan rakyat terhadap belanda mengalami kegagalan
karena rakyat bertikai antar mereka sendiri.
Selain itu, perlawanan rakyat yang bersifat kedaerahan juga menjadi faktor penyebab kegagalan. Para
tokoh tidak menggemakan semangat persatuan dalam perlawanannya. Mereka bergerak sendiri-sendiri.
Alhasil, belanda dengan mudah mematahkan perlawanan itu.
tokoh tidak menggemakan semangat persatuan dalam perlawanannya. Mereka bergerak sendiri-sendiri.
Alhasil, belanda dengan mudah mematahkan perlawanan itu.
b. Pergerakan Nasional
Pada tanggal 20 Mei 1908, lahir Budi Utomo yang menjadi tonggak perubahan perlawanan dari yang
bersifat kedaerahan menjadi nasional dan dari bersenjata menjadi berorganisasi. Sejak kemunculan
Budi Utomo, berbagai macam organisasi pergerakan muncul, seperti Sarikat Islam, Indische Partij,
dan Tri Koro Darmo.
bersifat kedaerahan menjadi nasional dan dari bersenjata menjadi berorganisasi. Sejak kemunculan
Budi Utomo, berbagai macam organisasi pergerakan muncul, seperti Sarikat Islam, Indische Partij,
dan Tri Koro Darmo.
Pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926, berlangsung Kongres Pemuda I di Jakarta yang dihadiri
organisasi-organisasi kepemudaan, seperti Jong Java, Sekar Rukun, Jong Celebes, dll. Sebagai
tindak lanjut kongres, pada bulan September 1926, para pemuda mendirikan Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
organisasi-organisasi kepemudaan, seperti Jong Java, Sekar Rukun, Jong Celebes, dll. Sebagai
tindak lanjut kongres, pada bulan September 1926, para pemuda mendirikan Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
Pada tanggal 27-28 Oktober 1928, berlangsung Kongres pemuda II di Jakarta yang dihadiri
berbagai wakil organisasi pemuda seperti Jong Sumatranen Bond, Jong Java, Jong Ambon,
Jong Celebes, Jong Batak, dan Jong Islamieten Bond.
berbagai wakil organisasi pemuda seperti Jong Sumatranen Bond, Jong Java, Jong Ambon,
Jong Celebes, Jong Batak, dan Jong Islamieten Bond.
Kongres pemuda II menghasilkan keputusan penting sebagai berikut :
a. Ikrar Sumpah Pemuda yang berisi satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
b. Lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia.
c. Bendera Merah Putih ditetapkan sebagai bendera pusaka.
d. Semua organisasi pergerakan dilebur menjadi Indonesia Muda.
3. Jepang Menjajah Bangsa Indonesia
Pada tanggal 11 Januari 1942, jepang masuk ke Indonesia melalui pulau Tarakan. Jepang
mencengkram kehidupan rakyat Indonesia secara keras. Hasil pertanian rakyat Indonesia,
seperti teh, kopi, dan karet harus diserahkan kepada jepang. Rakyat Indonesia hanya boleh
menguasai 40% hasil pertaniannya, sedangkan selebihnya harus diberikan kepada jepang.
Rakyat Indonesia dipaksa ikut kerja paksa (romusha) demi kepentingan bangsa jepang.
4. Perumusan Dasar Negara
Pada tanggal 7 Desember 1941, pesawat-pesawat jepang melaksanakan serangan udara kejutan
terhadap Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di Asia Pasifik. Pesawat jepang
menghancurkan pelabuhan tersebut. AS dengan segera mengumumkan perang terhadap jepang.
Pada akhir tahun 1944, kedudukan jepang di kawasan Asia Pasifik mulai goyah. Akibatnya,
kabinet Tojo jatuh, kemudian diganti oleh perdana menteri Kaiso. Di tangan Kaiso, jepang berharap
bangsa-bangsa di Asia Tenggara membantu jepang dalam menghadapi sekutu pada perang Pasifik.
Bahkan pada tanggal 9 September 1944 Kaiso mengeluarkan janji kemerdekaan di kemudian hari
kepada bangsa Indonesia jika mau membantu jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945, jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang beranggotakan 67 orang. Sebagai ketua ditunjuk
dr. K. R. T. Radjiman Widioningrat. BPUPKI mengadakan sidang yang pertama pada tanggal
29 Mei - 1 Juni 1945. Dalam sidang itu para tokoh yang menjadi anggota BPUPKI membahas
dasar dari negara yang hendak didirikan.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Moh. Yamin mengemukakan lima asas negara Indonesia
sebagai berikut :
1. Peri kebangsaan
2. Peri ketuhanan
3. Kesejahteraan rakyat
4. Peri kemanusiaan
5. Peri kerakyatan
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas negara Indonesia
sebagai berikut :
1. Persatuan
2. Mufakat dan Demokrasi
3. Keadilan sosial
4. Kekeluargaan
5. Musyawarah
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima asas negara Indonesia
sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan Peri kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
5. Piagam Jakarta
BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri atas :
1. Ir. Sukarno
2. Mohammad Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. Abikusno Tjokrokusumo
5. Abdulkahar Muzakir
6. H.A. Salim
7. Achmad Soebardjo
8. Wachid Hasyim
9. Mohammad Yamin
Panitia Sembilan bertugas merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara atas
landasan pidato yang diucapkan Ir. Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara Indonesia
yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta. Piagam Jakarta berisikan sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setelah upacara proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, datang utusan dari
wilayah Indonesia Bagian Timur, yakni Sam Ratulangi (Sulawesi), Tadjoedin Noor dan
Ir. Pangeran Noor (Kalimantan), I Ketut Pudja (Bali-Nusa Tenggara), dan Latuharhary
(Maluku). Mereka keberatan dengan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)
sila pertama Pancasila yang berbunyi : Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya.
3. Jepang Menjajah Bangsa Indonesia
Pada tanggal 11 Januari 1942, jepang masuk ke Indonesia melalui pulau Tarakan. Jepang
mencengkram kehidupan rakyat Indonesia secara keras. Hasil pertanian rakyat Indonesia,
seperti teh, kopi, dan karet harus diserahkan kepada jepang. Rakyat Indonesia hanya boleh
menguasai 40% hasil pertaniannya, sedangkan selebihnya harus diberikan kepada jepang.
Rakyat Indonesia dipaksa ikut kerja paksa (romusha) demi kepentingan bangsa jepang.
4. Perumusan Dasar Negara
Pada tanggal 7 Desember 1941, pesawat-pesawat jepang melaksanakan serangan udara kejutan
terhadap Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di Asia Pasifik. Pesawat jepang
menghancurkan pelabuhan tersebut. AS dengan segera mengumumkan perang terhadap jepang.
Pada akhir tahun 1944, kedudukan jepang di kawasan Asia Pasifik mulai goyah. Akibatnya,
kabinet Tojo jatuh, kemudian diganti oleh perdana menteri Kaiso. Di tangan Kaiso, jepang berharap
bangsa-bangsa di Asia Tenggara membantu jepang dalam menghadapi sekutu pada perang Pasifik.
Bahkan pada tanggal 9 September 1944 Kaiso mengeluarkan janji kemerdekaan di kemudian hari
kepada bangsa Indonesia jika mau membantu jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945, jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang beranggotakan 67 orang. Sebagai ketua ditunjuk
dr. K. R. T. Radjiman Widioningrat. BPUPKI mengadakan sidang yang pertama pada tanggal
29 Mei - 1 Juni 1945. Dalam sidang itu para tokoh yang menjadi anggota BPUPKI membahas
dasar dari negara yang hendak didirikan.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Moh. Yamin mengemukakan lima asas negara Indonesia
sebagai berikut :
1. Peri kebangsaan
2. Peri ketuhanan
3. Kesejahteraan rakyat
4. Peri kemanusiaan
5. Peri kerakyatan
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas negara Indonesia
sebagai berikut :
1. Persatuan
2. Mufakat dan Demokrasi
3. Keadilan sosial
4. Kekeluargaan
5. Musyawarah
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima asas negara Indonesia
sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan Peri kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
5. Piagam Jakarta
BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri atas :
1. Ir. Sukarno
2. Mohammad Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. Abikusno Tjokrokusumo
5. Abdulkahar Muzakir
6. H.A. Salim
7. Achmad Soebardjo
8. Wachid Hasyim
9. Mohammad Yamin
Panitia Sembilan bertugas merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara atas
landasan pidato yang diucapkan Ir. Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara Indonesia
yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta. Piagam Jakarta berisikan sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setelah upacara proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, datang utusan dari
wilayah Indonesia Bagian Timur, yakni Sam Ratulangi (Sulawesi), Tadjoedin Noor dan
Ir. Pangeran Noor (Kalimantan), I Ketut Pudja (Bali-Nusa Tenggara), dan Latuharhary
(Maluku). Mereka keberatan dengan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)
sila pertama Pancasila yang berbunyi : Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya.